Tugas KKPI
Nama : Cahyono wibowo
Kelas : 4tphp1
NIS : 7018
1. Komoditas PT. PRIMA CAHAYA INDOBEVERAGE
Sejarah
PT. Prima Cahaya Indobeverage dari berdirinya hingga saat ini adalah:
1. Pada
tahun 1975 didirikan perusahaan minuman ringan dengan nama PT. Jafar Utama.
Perusahaan ini memproduksi Teh Jafar dan air minum dalam kemasan. PT. Jafar
Utama mengalami penurunan dan perusahaan ini hanya dapat berjalan sampai tahun
1985,
2. Pada
akhir tahun 1985 PT. Jafar Utama dijual kepada PT. Mantrust dan sejak tahun
1987 melakukan perombakan besar – besaran. PT. Mantrust mengganti produksi dari
Teh Jafar menjadi Tekita dan minuman ringan Pepsi Cola. PT. Mantrust mengalami
kemajuan yang sangat pesat, namun hal ini tidak bertahan lama dan akhirnya PT.
Mantrust menjual semua asset kepada pihak lain dan secara otomatis
mengembalikan lisensi PCI,
3. Pada
tahun 1994 PCI bekerja sama dengan PT. Indofood Group,
4. Pada
tanggal 20 Januari 1994 diresmikan perusahaan kerjasama antara PCI dan Indofood
Group. Dalam menjalankan usaha, perusahaan ini dibagi menjadi yaitu PT. Buana
Distrindo sebagai distributor dan PT. Pepsi Cola Indobeverage sebagai
perusahaan produksi,
5. Dan
pada tahun 2013 PT. Pepsi Cola Indobeverage berubah nama menjadi PT. Prima Cahaya
Indobeverage.Perusahaan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal itu dapat
dilihat dari daerah penjualan yang lebih luas, proses produksi meningkat,
penambahan tenaga kerja dan pembangunan plant baru di Cikampek dengan kapasitas
produksi yang lebih besar.
A. Gambaran
Umum Perusahaan
PT.
Prima Cahaya Indobeverage terletak di Jalan Raya Jendral Sudirman nomor 23
Ungaran Kabupaten Semarang. Lokasi sangat menguntungkan karena terletak di
daerah pegunungan yang sumber airnya melimpah yang dapat menunjang kebutuhan
utama produksi yakni air.
PT.
Prima Cahaya Indobeverage merupakan perusahaan minuman yang menghasilkan produk
minuman non karbonasi yang berupa minuman ringan dalam cup dengan merk dagang
yaitu Fruitamin dan Tekita.
PT.
Prima Cahaya Indobeverage berada di atas area seluas 3 Ha, terdiri dari tiga
bagian utama yaitu kantor, bagian produksi dan gudang. Pengaturan tata letak
yang baik akan memperlancar kegiatan produksi dan aktifitas pekerja yang
memperlihatkan tata letak tersebut.
Komoditas utamanya adalah minuman teh, tetapi demi mengikuti tren yang ada perusahaan ini membuat inovasi baru dengan menemukan produk baru agar bisa diterima masyarakat pada umumnya.
Proses produksi di PT. PRIMA CAHAYA
INDOBEVERAGE adalah melalui proses panas dimana proses tersebut menghasilkan
produk antara lain, yaitu :
1.
Tekita Original
2.
Tekita Green Tea
3.
Tekita Jasmine
4.
Frutamin Strawberry
5.
Frutamin Orange
6.
Frutamin Melon
7.
Frutamin Grape
8.
Frutamin Blueberry
9.
Frutamin Jambu
10. Frutamin Cocobit
Lychee
11. Fruitamin
Fruitpunch
12. Fruitamin
Kelapa Muda
2. Penanganan Quality Control diperusahaan
A. QC Raw Material
1.
Bahan Baku
Bahan
Baku minuman adalah bahan utama yang digunakan untuk pembuatan minuman. Adapun bahan baku terdiri dari :
a) Air
Air
merupakan bahan utama yang digunakan untuk proses produksi harus memenuhi
persyaratan yeng telah ditentukan olah PT. Pepsi Internasional. Air yang digunakan di PT.
Prima Cahaya Indobeverage adalah air bawah tanah yang kemudian diolah melalui
proses Unit Water Treatment dan
menghasilkan Treated Water dan Demin untuk proses produksi serta Soft Water
untuk kegiatan operasional mesin.
b)
Gula
Sucrose
atau gula pasir adalah pemanis utama yang digunakan di PT. Prima Cahaya Indobeverages. Gula yang
dipakai di PCIB sendiri adalah gula yang memenuhi standar yang ditetapkan.
2. Bahan
Pembantu
Bahan
pembantu adalah bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan minuman, antara lain :
a. Pengatur
Keasaman
b. Perisa
c. Vitamin
d. Pengawet
e. Pemanis
Buatan
f. Daun Teh
A. Pengecekan
Bahan Baku
Pengecekan/
analisa yang dilakukan terhadap bahan baku yang akan digunakan untuk produksi/
proses pembantu lainnya dianalisa pada saat kedatangan, hal ini dilakukan agar
mutu bahan baku sesuai dengan standart yang ditentukan. Bahan baku / bahan
pembatu yang digunakan antara lain :
1.
HCl
a.
Alat :
·
Pipet volume
10 ml
·
Labu ukur 1000 ml
·
Pipet volume 20 ml
·
Buret 25 ml
·
Stirer
·
Ruber bulb
·
Hot plate
·
Erlenmeyer
b.
Bahan :
·
HCl
·
Indicator
PP 0.5%
·
NaOH 0,1 N
·
Aquadest
c.
Prosedur analisa :
·
Ambil 10 ml HCl
menggunakan pipet volume ukuran 10 ml,
·
Masukkan ke dalam labu
ukur 1000 ml dan tambahkan aquadest hingga batas tera, stirer hingga homogen,
·
Ambil 20 ml larutan HCl
menggunakan pipet volume ukuran 20 ml dan masukkan ke dalam Erlenmeyer,
·
Tambahkan 3 tetes
indikator PP 0.5 %,
·
Titrasi menggunakan
NaOH 0,1 N sampai berubah warna menjadi merah muda,
·
Hitung kemurnian HCl
2. Citrid acid
a.
Alat:
·
Moisture Analyzer
·
Timbangan analitik
·
Beaker glass 100 ml
·
Labu ukur 250 ml
·
Pipet volume 25 ml
·
Stirer
·
Beaker glass 250 ml
·
Hot plate
·
Buret 50 ml
·
Pipet dropping
·
Rubber bulb
b.
Bahan :
·
Larutan NaOH 0,1 N
·
Citric Acid
·
Indikator PP 0.5%
·
Aquadest
c.
Prosedur analisa :
·
Kemurnian Citric Acid
1)
Timbang 1,5 gram Citric
Acid,
2) Larutkan
menggunakan aquadest secukupnya dalam beaker dan masukkan ke dalam labu ukur
250 ml, kemudian tambahkan aquadest sampai batas tera lalu stirer hingga larut
homogen,
3) Ambil
larutan Citric Acid 25 ml dan masukkan ke dalam beaker glass 100 ml,
4) Tambahkan
2 tetes indikator PP 0,5 %,
5) Titrasi
menggunakan larutan NaOH 0,1N sampai berubah warna menjadi merah muda,
6) Hitung kemurnian Citric Acid dengan rumus:
·
Kadar air
1) Atur
terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada
Moisture Analyzer,
2) Tekan tombol “Tare”,
3) Masukkan Citric Acid,
4) Tekan
tombol “Enter”,
5) Tunggu
sampai tanda “END” muncul pada monitor,
6) Catat
sebagai hasil kadar air.
·
pH 5 %
1)
Timbang Citric Acid
sebanyak 5 gram,
2) 100
ml aquadest menggunakan pipet volume 100 ml,
3) Stirer
sampai larut,
4) Tambahkan
Cek pH menggunakan pH meter.
3. Aspartame
a.
Alat:
·
Timbangan analitik
·
MA (Moisture Analyzer )
·
Pipet volume 50 ml
·
Pipet ukur 5 ml
·
Pipet dropping
·
pH meter
·
Buret 25 ml
·
Erlenmeyer 250 ml
·
Beaker glass 100 ml
·
Spatula
·
Hot plate
b. Bahan :
·
Aspartame
·
Formic Acid
·
Asam Asetat Glacial
pekat 100 %
·
Indicator α Napthol Benzene
·
HClO4 0,1 N
·
Aquadest
c. Prosedur analisa :
·
Kemurnian Aspartame
1) Timbang
0,25 gram Aspartame yang sudah dipanaskan pada Moisture Analyzer dengan suhu
1050C,
2) Tambahkan 1,5 ml Formic Acid,
3) Tambahkan 60 ml Asam Asetat Glacial,
4) Tambahkan
3 tetes indikator α Napthol Benzene,
5) Titrasi
menggunakan HClO4 0,1 N sampai berubah warna menjadi hijau,
6) Hitung kemurnian dengan rumus:
7) %
purity = ml titrasi x 0,1 x29,43 x 100%
8) 0,1
× mg sampel
·
Kadar Air
1) Atur
terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada
Moisture Analyzer,
2) Tekan tombol “Tare”,
3) Masukkan
Aspartame ke dalam MA (Moisture Analyzer),
4) Tekan tombol “Enter”,Tunggu sampai terdapat
tanda “END” pada monitor,
5) Catat
sebagai hasil kadar air.
·
pH 1 %
1) Timbang
Aspartame 1 gram,
2) Tambahkan
100 ml aquadest menggunakan pipet volume 100 ml,
3) Stirer
sampai larut,
4) Cek
pH aspartam menggunakan pH meter.
4. NaOH
a.
Alat:
·
Timbangan analitik
·
Labu takar 100 ml
·
Pipet volume 10 ml
·
Pipet ukur 5 ml
·
Pipet dropping
·
Buret 25 ml
·
Beaker glass 250 ml
·
Stirer
·
Hot plate
b.
Bahan :
·
NaOH
·
Aquadest
·
BaCl2 10 %
·
Indikator
PP 0,5 %
·
H2SO4 2,5 N
c.
Prosedur analisa :
·
Timbang 3 gram NaOH,
·
Masukkan ke dalam labu
takar 100 ml dan tambahkan aquadest sampai batas tera,
·
Stirer hingga homogen,
·
Ambil 10 ml larutan
NaOH menggunakan pipet volume 10 ml,
·
Masukkan ke dalam
erlenmeyer 250 ml,
·
Tambahkan 5 ml
BaCl2 10% dan 2 – 3 tetes indikator PP 0,5%,
·
Titrasi menggunakan H2SO4
2,5 N sampai berubah warna menjadi putih.
·
Hitung kemurnian dengan
rumus:
5. VitaminC
a.
Alat :
·
Timbangan analitik
·
Pipet volume 100 ml
·
Beaker glass 250 ml
·
Stirer
·
Buret 25 ml
·
Beaker glass 100 ml
·
MA (Moisture
Analyzer)Spatula
·
pH meter
·
Hot plate
b.
Bahan :
·
Vitamin C
·
Aquadest
·
Indikator Amylum 0,1 %
·
Yodium 0,1 N
·
H2SO4 1 N
c.
Prosedur analisa :
·
Kemurnian Vitamin C
1) Timbang 0,2 gram Vitamin C,
2) Tambahkan
100 ml aquadest bebas CO2,
3) Tambahkan 25 ml H2SO4 1 N menggunakan pipet volume 25 ml,
4) Tambahkan 2 - 3 tetes indikator Amylum 0,1%
menggunakan pipet dropping,
5) Titrasi
menggunakan Yodium 0,1 N sampai berubah warna menjadi hijau kekuningan,
6) Hitung
dengan rumus:
·
Kadar air
1) Pastikan
alat siap untuk dipakai
2) Atur
terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada
Moisture Analyzer
3) Tekan tombol “Tare”
4) Masukkan
Vitamin C ke dalam MA (Moisture Analyzer)
5) Tekan tombol "Enter"
6) Tunggu
sampai terdapat tanda “END” pada monitor
7) Catat sebagai hasil kadar air.
·
Ph 5 %
1) Timbang 5 gram Vitamin C
2) Tambahkan
100 ml aquadest menggunakan pipet volume 100 ml
3) Stirer sampai larut
4) Cek
pH Vitamin C menggunakan pH meter.
6. Gula
Pasir
a.
Alat :
·
Beaker glass 100 ml
·
Timbangan analitik
·
SpatulaPipet dropping
·
Spektrophotometer
·
Millipore
·
Stirer
·
Kertas saring
·
pH meter
·
MA ( Moisture Analyzer)
·
Hot plate
b. Bahan
:
·
Gula pasir
·
Aquadest
c. Prosedur
analisa :
·
Kemurnian ( brix 120 )
1) Timbang
12 gram gula pasir
2) Tambahkan
aquadest sampai 100 gram
3) Stirer
larutan gula hingga homogen
4) Cek
brix gula menggunakan refraktometer
Brix
·
Kadar ash ( brix 280
)
1) Timbang
28 gram gula pasir
2) Tambahkan
aquadest sampai 100 gram
3) Stirer larutan gula hingga homogen
4) Cek
TDS syrup kemudian TDS aquades
·
Colour dan Turbidity
(brix 500 )
1) Timbang
50 gram gula pasir
2) Tambahkan
aquadest sampai 100 gram
3) Stirer
larutan gula hingga homogen
4) Bagi
larutan gula menjadi 2 yaitu A dan B
5) Cek
larutan gula A yang belum disaring menggunakan spektrophotometer, dengan
panjang gelombang 720
6)
Saring larutan gula
yang belum disaring dimasukkan dalam penyaring (Larutan Gula B)
7)
Cek larutan gula B
menggunakan spektrophotometer, dengan panjang gelombang 720 dan 420
TBD
·
Flok gula ( brix 50 0
)
1)
Lakukan pengecekan pH
larutan gula B menggunakan pH meter,
2)
Larutan gula dibagi
menjadi 2,
3)
Larutan pertama
dititrasi dengan HCl sampai pH mencapai 3,5
4)
Larutan kedua dititrasi
dengan NaOH sampai pH mencapai 9,5
5)
Cek kedua larutan
dengan menggunakan spektrophotometer dan dengan panjang gelombang 420
·
Kadar Air
1)
Atur terlebih dahulu
suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada Moisture Analyzer
2)
Tekan tombol “Tare”
3)
Masukkan Citric Acid ke dalam MA (Moisture Analyzer )
4)
Tekan tombol
"Enter"
5)
Tunggu sampai tanda
“END” muncul pada monitor
6)
Catat sebagai hasil
kadar air.
7. Flavor
a. Alat
:
·
Bench Refraktometer
·
Pipet dropping
b. Bahan
:
·
Flavor
c. Prosedur
analisa :
·
Masukkan sampel (
flavor ) ke dalam Bench Refraktometer dalam keadaan brix
·
Tekan tombol
"Mode"
·
Masukkan password
sesuai refraktometer yang digunakan
·
Tekan tombol
"Scale"
·
Tekan tombol
"Read" sampai angka konstan dan catat hasilnya
8. MFO
( Marine Fuel Oil )
a.
Alat :
·
Picnometer
·
Timbangan analitik
·
Thermometer
·
Beaker glass 250 ml
b. Bahan
:
·
MFO ( Marine Fuel Oil )
c. Prosedur
analisa :
·
Masukkan MFO ke dalam
beaker glass 250 ml
·
Dinginkan MFO terlebih
dahulu
·
Ukur suhu MFO
menggunakan thermometer
·
Timbang picnometer
kosong dengan timbangan analitik sebagai berat A
·
Masukkan MFO ke dalam
picnometer
·
Timbang picnometer yang berisi MFO dengan timbangan analitik
sebagai berat B
·
Catat hasilnya dan
hitung BJ dengan rumus:
Bj
9. Kalium
Sorbate
a. Alat
:
·
Timbangan analitik
·
MA ( Moisture Analyzer )
·
Pipet volume 100 ml
·
Pipet dropping
·
Buret 25 ml
·
Hot plate
·
Stirer
·
Beaker glass 250 ml
·
Spatula
b. Bahan :
·
Kalium Sorbate
·
Asam Asetat Glacial (CH3COOH)
100 %
·
Indikator α Napthol
Benzene
·
HClO4 0,1 N
·
Aquadest
c. Prosedur
analisa :
·
Kermunian Kalium
Sorbate
1) Timbang
0,3 gram Kalium Sorbate yang telah dipanaskan pada suhu 1050C
2) Tambahkan
100 ml Asam Asetat Glacial 100% menggunakan pipet volume 100 ml
3) Tambahkan
10 tetes indikator α Napthol Benzene menggunakan pipet dropping
4) Titrasi
menggunakan HClO4 0,1 N sampai berubah warna menjadi hijau.
·
Kadar Air
1) Atur
terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada
Moisture Analyzer
2) Tekan tombol “Tare”
3) Masukkan Kalium Sorbate ke dalam MA (Moisture
Analyzer)
4) Tekan
tombol "Enter"
5) Tunggu
sampai tanda “END” muncul pada monitor
6) Catat
sebagai hasil kadar air.
10.
Sodium Benzoat
a.
Alat :
·
Timbangan analitik
·
Pipet volum 100 ml
·
Beker glass 250 ml
·
Pipet dropping
·
Stirer
·
Buret 50 ml
·
Spatula
·
MA ( Moisture Analyzer )
·
Hot plate
b.
Bahan:
·
Sodium Benzoate
·
Asam Asetat Glacial ( CH3COOH ) 100
%
·
HClO4 0,1 N
·
Indikator Kristal Violet 2
c.
Prosedur analisa:
· Kemurnian
Sodium Benzoat
1)
Timbang 0,6 gram Sodium
Benzoate
2)
Tambahkan 100 ml Asam Asetat Glacial ( CH3COOH ) 100 %
menggunakan pipet volume 100 ml
3)
Tambahkn 2 tetes indikator Kristal Violet 2 %
menggunakan pipet dropping
4)
Titrasi menggunakan HClO4 0,1 N
sampai berubah warna menjadi hijau
5)
Hitung kemurniannya :
·
Kadar Air :
1) Pastikan
alat siap untuk dipakai
2) Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan
digunakan (1050 )
3) Tekan tombol “Tare”
4) Masukkan
Sodium Benzoat ke dalam MA ( Moisture Analyzer )
5) Tekan
tombol "Enter"
6) Tunggu sampai tanda “END” muncul pada monitor
7) Catat
sebagai hasil kadar air.
11.
Sodium Citrate
a. Alat
:
·
Timbangan analitik
·
Pipet volume 20 ml,10
ml
·
Pipet dropping
·
Hot plate
·
Stirer
·
Buret 25 ml
·
MA( Moisture Analyzer )
·
pH meter
·
Beaker glass 250 ml
·
Spatula
b. Bahan
:
·
Sodium Citrate
·
Asam Acetat Glacial (CH3COOH)
100 %
·
Indikator Kristal
Violet 1 %
·
HClO4 0,1 N
·
Aquadest
c. Prosedur analisa
·
Kadar Air :
1) Pastikan
alat siap untuk dipakai
2) Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan
digunakan (1800C)
3) Tekan
tombol “Tare”
4) Masukkan
Sodium Citrat
5) Tekan
tombol "Enter"
6) Tunggu
sampai tanda “END” muncul pada monitor
7) Catat sebagai hasil kadar air
8) Kemurnian Sodium Citrate
9) Timbang
0,2 gram Sodium Citrate
10) Tambahkan 30 ml Asam Acetat Glacial 100 %
menggunakan pipet volume
11) Tambahkan
2 – 3 tetes indikator Kristal Violet 1 % menggunakan pipet dropping
12) Titrasi
menggunakan HClO4 0,1 N dari warna ungu menjadi biru sampai berubah
warna menjadi hijau.
·
pH 5 % :
1)
Timbang 5 gram Sodium Citrate
2)
Tambahkan 100 ml
aquadest menggunakan pipet volume 100 ml
3)
Stirer sampai larut
4)
Cek pHnya menggunakan pH meter.
12. STRAW
a.
Alat :
·
Digital micrometer
·
Jangka sorong
·
Timbangan analitik
b. Bahan
:
·
Straw
c. Prosedur
analisa :
·
Ukur panjang straw
menggunakan jangka sorong
·
Ukur diameter dalam
menggunakan jangka sorong
·
Ukur tebal straw menggunakan digital micrometer
·
Timbang straw
menggunakan timbangan analitik
13.
CUP
a. Alat
:
·
Timbangan analitik
·
Jangka sorong
·
Digital micrometer
·
Sealler
b. Bahan :
·
Cup
·
Air
c. Prosedur analisa :
·
Ambil cup dan beri
tanda ( nomor ) sesuai dengan nomor yang tertera pada cup
·
Cukup ambil 2 cup dari setiap nomornya
·
Urutkan nomor cup dari kecil sampai besar
·
Ukur diameter do lips menggunakan
jangka sorong
·
Ukur wall thickness menggunakan digital
micrometer
·
Ukur lips thickness menggunakan jangka
sorong
·
Cek berat cup
·
Cek volume cup
·
Masukkan cup yang
berisi air ke dalam sealler yang sudah dipanaskan
·
Lakukan drop test.
14.
KARTON
a. Alat
:
·
Timbangan analitik
·
Penggaris
·
Jangka sorong
·
Cuter
·
Cetakan berbentuk
persegi
b. Bahan
:
·
Karton
c. Prosedur
analisa :
·
Cek dimensi panjang,
lebar dan tinggi menggunakan penggaris
·
Cek tebal karton
menggunakan jangka sorong
·
Potong karton dengan
ukuran persegi ( gunakan pencetak persegi )
·
Pisahkan substansi WK (White Kraft), M ( Middle ) dan K (Kraft )
·
Timbang substansi WK (White Kraft), M ( Middle ) dan K (Kraft
).
15.
LID
a. Alat
:
·
Digital micrometer
·
Penggaris
b. Bahan
:
·
Lid
c. Prosedur
analisa :
·
Cek widh roll
lid
·
Cek widh lid
·
Cek pitch lid
·
Cek thickness
lid
·
Cek wall
thicknesslid menggunakan digital micrometer
B. Pengendalian
Mutu Periodik
Pengendalian
mutu periodik dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar
sesuai dengan standart yang ditentukan. Pengendalian mutu periodik meliputi :
1. Brix
a. Alat
:
·
Bench Refraktometer
·
Pipet
·
Tissue
b. Bahan
:
·
Sampel Fruitamin, Tekita, Simple Syrup, Extract
Tea
·
Aquadest
c. Prosedur
Analisa :
·
Bersihkan prisma Bench
Refraktometer menggunakan aquadest dan keringkan menggunakan tissue,
·
Masukkan sampel (
Fruitamin, Tekita,Simple Syrup ,Extract Tea ) secukupnya pada prisma,
kemudian tutup,
·
Tekan tombol
"READ" sampai angka stabil,
·
Catat angka pada
monitor sebagai hasil brix,
·
Bersihkan dengan
aquadest dan keringkan dengan tissue kembali prisma Bench Refraktometer.
2. pH
a.
Alat :
·
pH Meter
·
Tissue
·
Beaker Glass
b.
Bahan :
·
Sampel Fruitamin,
Tekita, Extract Tea
·
Aquadest
c.
Prosedur Analisa :
·
Bersihkan elektroda
menggunakan aquadest dan keringkan menggunakan tissue,
·
Masukkan elektroda ke
dalam beaker glass berisi sampel ( Fruitamin, Tekita, Extract Tea ),
·
Tekan tombol “YES”,
·
Tunggu sampai angka
pada monitor stabil atau muncul tanda “RDY”,
·
Catat sebagai hasil pH,
·
Bersihkan kembali
elektroda dan masukkan ke dalam larutan KCl.
3. TA
( Total Acidity )
a. Alat
:
·
pH Meter
·
Beaker glass 250 ml
·
Stirrer
·
Hot Plate
·
Buret 50 ml
·
Tissue
·
Labu ukur 100 ml
b. Bahan :
·
Sampel ( Fruitamin atau
Tekita Apel )
·
Aquadest
·
NaOH 0,1 N
c. Prosedur Analisa :
·
Ambil sampel (
Fruitamin atau Tekita Apel ) 100 ml menggunakan labu ukur 100 ml,
·
Masukkan ke dalam
Beaker Glass 250 ml,
·
Cek pH menggunakan pH
Meter, tekan tombol “YES” tunggu sampai
angka pada monitor stabil atau muncul tanda "RDY”,
·
Titrasi menggunakan NaOH
0,1 N sampai pH 8,75,
·
Hitung Total Acidity
dengan rumus:
TA = Volume
titrasi × Faktor koreksi NaOH
4. Colour
a. Alat :
·
Spektrophotometer
·
Tissue
·
Kuvet
b. Bahan :
·
Sampel ( Fruitamin,
Tekita, Ekstract Tea dan Simple Syrup )
·
Aquadest
c. Prosedur Analisa :
·
Isi kuvet dengan
aquadest,
·
Tekan tombol “GO TO WL“,
·
Tulis panjang gelombang
sesuai standart yang telah ditentukan, kemudian tekan tombol “ENTER”,
·
Tekan tombol “AUTO
ZERO“,
·
Bilas kuvet dengan
sampel ( Fruitamin, Tekita, Ekstract Tea dan Simple Syrup ),
·
Isi kuvet dengan sampel
(Fruitamin, Tekita, Ekstract Tea dan Simple Syrup), keringkan bagian luar kuvet
dengan tissue,
·
Catat angka pada
monitor sebagai hasil colour,
·
Bersihkan kuvet dengan
aquadest dan keringkan dengan tissue.
5. Tanin
a. Alat
:
·
Spectrophotometer
·
Pipet ukur 10 ml
·
Labu ukur 50 ml
·
Ruber bulb
·
Tissue
b. Bahan
:
·
Sampel ( Ready Tea dan Extract
Tea )
·
Buffer pH 7.50
·
FeSO4
c. Prosedur Analisa
·
Prosedur Analisa Ready
Tea:
1) Persiapan sample Ready Tea:
a).
Pipet 5 ml sampel (
Ready Tea )
b). Masukkan
ke dalam labu ukur 50 ml
c). Tambahkan
10 ml larutan FeSO4
d). Tambahkan buffer sampai batas tera
e). Kocok
hingga homogen.
2) Persiapan
blanko Tekita Ready:
a).
Pipet 5 ml sampel (
Ready Tea )
b).
Masukkan ke dalam labu
ukur 50 ml
c).
Tambahkan 10 ml
aquadest
d).
Tambahkan buffer sampai
batas tera
e).
Kocok hingga homogen
f).
Analisa absorbansi
dengan panjang gelombang 540 nm menggunakan Spektrofotometer
g).
Hitung kadar tannin
dengan rumus:
Kadar
tanin = { ( sampel – blanko ) × 2,27 ) - 0,042 ) × 40 }
· Prosedur
Analisa Extract Tea:
1).
Pengencenran Extract
Tea:
a). Pipet
10 ml sampel extract teh
b). Masukkan
ke dalam labu ukur 50 ml
c). Tambahkan
aquadest sampai tanda tera
d). Kocok
hingga homogen
2).
Persiapan sampel Extract
Tea :
a). Sama
dengan persiapan sample Ready Tea yaitu Analisa absorbansi
dengan panjang gelombang 540 nm menggunakan Spektrofotometer
b). Hitung
kadar tannin dengan rumus:
Kadar tanin = { ( sampel – blanko ) × 2,27 ) - 0,042
) × 40 x 5 }
C. QC Analyst
1. Pembuatan
Larutan
a.
Alat :
·
Labu takar 1000 ml
·
Beaker glass 100 ml
·
Stirer
·
Spatula
·
Hot plate
·
Alumunium Foil
·
Labu takar 1000 ml berwarna
coklat
·
Erlenmeyer 250 ml
·
Buret 50 ml
·
Timbangan Analitik
·
Kaca Arloji
·
Beaker glass 1000 ml
·
pH meter
·
Pipet volume 100 ml
b. Bahan
:
·
FeSO4
·
C4H4KNaO6
.4H2O
·
Aquadest
·
Na2HPO4
·
KH2PO4
·
NaOH
·
NaOH 0,I N
·
KHP
·
Indikator PP
·
H2SO4
c. Prosedur
Analisa :
·
Larutan Fe SO4,
1) Timbang
1 gram FeSO4 dan 5 gram C4H4KNaO6 .4H2O,
2) Tutup
beaker glass yang berisi FeSO4 dengan alumunium foil,
3) Masukkan
FeSO4 dan C4H4KNaO6
.4H2O ke dalam labu takar 1000 ml yang berwarna coklat dan
tambahkan aquadest sampai batas tera,
4) Tutup
labu takar dengan alumunium foil dan stirrer hingga larut sempurna di ruang
yang gelap,
5) Masukkan
larutan FeSO4 ke dalam botol
yang sudah terbungkus alumunium foil dan diberi label.
·
Larutan Na2HPO4
1) Timbang
9,5 gram serbuk Na2HPO4
2) Masukkan
ke dalam beaker glass 1000 ml yang telah berisi aquadest
3) Stirrer
sampai larut
4) Masukkan
dalam botol berwarna gelap
5) Larutan
KH2PO4
6) Timbang
9,1 gr serbuk KH2PO4
7) Masukkan
ke dalam beaker glass 1000 ml yang telah berisi aquadest
8) Stirrer
hingga homogen
9) Masukkan
ke dalam botol berwarna gelap
·
Larutan Buffer :
1) Campurkan
8 bagian solution Na2HPO4 dan 2 bagian solution KH2PO4
(4:1) hingga diperoleh pH 7,5
2) Stirer
hingga homoge
3) Masukkan ke dalam botol berwarna gelap
·
Larutan NaOH 0,1 N :
1) Timbang
4 gram NaOH pellet
2) Tanbahkan
sedikit aquadest, stirer sampai larut
3) Masukkan
ke dalam labu ukur 1000 ml dan tambahkan aquadest sampai batas tera
4) Masukkan
ke dalam botol berwarna putih.
·
Standarisasi NaOH :
1) Timbang
0,8000 gram KHP dan letakkan dalam beaker glass
2) Tambahkan
100 ml aqudest dan stirer sampai larut
3) Tambahkan
2 - 3 tetes indikator PP 0,5 %
4) Titrasi
menggunakan NaOH sampai warnanya menjadi merah muda.
N NaOH
·
Larutan H2SO4
0,02 N :
1) Ambil
sebanyak 0,54 ml H2SO4 pekat ( kadar = 97% ; N =36,3947 )
2) Masukkan
ke dalam labu takar 1000 ml
3) Encerkan menggunakan aquadest hingga tepat
tanda tera
4) Masukkan
dalam botol.
·
Standarisasi H2SO4
0,02 N :
1)
Ambil 50 ml H2SO4
0,02 N dan masukkan ke dalam erlenmeyer
2)
Tambahkan 3 tetes indikator
PP 0,5 %
3)
Titrasi menggunakan
NaOH 0,1N sampai warna menjadi merah muda.
D. QC
Microbiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari
makhuk hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang atau
harus menggunakan alat bantu.
1. Persiapan
Media:
a.
Alat:
·
Stirer
·
Botol whirl Park
·
Hot plate
·
Autoclave
·
Timbangan Analitik
·
Labu takar 500 ml
b.
Bahan:
·
PCA
·
PDA
·
Endo Agar
·
Pepton Water
·
Aquadest
c.
Prosedur Analisa:
·
Media PDA, PCA dan Endo
Agar
·
Timbang dengan seksama
11,75 gram media PCA atau 19,5 gram media PDA atau 20,75 gram media Endo Agar,
kemudian larutkan dengan aquadest 500 ml
·
Tambahkan aquadest
mendidih sebanyak 500 ml menggunakan labu ukur
·
Stirer larutan media
tersebut sampai larut
·
Sterilkan ke dalam
autoclave ( suhu 1210C ) selama 15 menit
·
Simpan pada suhu 40 –
45 0C
·
Setiap pembuatan media,
sesuaikan dengan panduan pada kemasan
Tartaric
Acid 20 %
·
Timbang 20 gram
Tartaric Acid
·
Tambahkan sedikit
aquadest dan stirer sampai larut
·
Masukkan ke dalam gelas
ukur dan tambah aquadest sampai 180 ml
·
Masukkan ke dalam botol
dan beri label
·
Sterilkan dalam
autoclave suhu 1210C selama 15 menit
·
Simpan pada suhu 40 –
450C
·
Setiap pembuatan media,
sesuaikan dengan panduan pada kemasan
2. Media
yang digunakan
Tabel 1. Media yang digunakan untuk uji mikrobiologi
Organisme
|
Media Mikrobiologi
|
Total Bacteria
|
Standart plate count / Tryptone
Glucose Extract / Plate Count Agar
|
Yeast, Mold dan Aciduric Bacteria
|
Potato Dextrose Agar diasamkan
dengan Asam Tartrate 10%
|
Coliform Bacteria
|
M Endo Agar
|
Anonym ( 2005)
3.
Analisa Mikrobiologi :
a. Alat
:
·
Petridish
·
Pipet volume 5 ml
·
Botol whirl Park
·
Autoclave
·
Oven
·
Laminar
·
Lampu alkohol
·
Inkubator
b. Bahan:
·
Sampel mikro
·
Media PCA
·
Media PDA
·
Media ENDO
·
Aquadest steril
·
Tartaric Acid
·
Pepton Water
·
Alkohol 96 % dan 70 %
c. Prosedur
analisa:
·
Hidupkan laminar flow
·
Siapkan sampel mikrobiologi dan alat-alat
seperti petridish steril, pipet steril
·
Siapkan alcohol 70%
·
Beri label 2 petridish
sesuai dengan sampel yang dianalisa menggunakan spidol untuk total bakteri,
aciduric bakteri, yeast dan mold
·
Semprot bagian luar sampel atau botol sampel
dengan alkohol 70%
·
Pipet 10 ml sampel dan masukkan ke dalam
masing-masing petridish
·
Tambahkan 40
ml media PCA untuk total bakteri dan 40
ml media PDA yang diasamkan dengan Tartaric Acid (dengan perbandingan sample:media adalah 1:4)
·
Biarkan memadat
·
Inkubasikan cawan dalam
posisi terbalik sebelum di masukan ke inkubator
·
Lakukan inkubasi
sampling analisa di atas sesuai tabel :
Tabel 2. Tabel
suhu dan waktu inkubasi
Test
|
Temperature
|
Waktu
|
Total
Bacteria
|
35 ± 1 oC (95 ± 2 oC)
|
48 ± 3 Jam
|
Yeast,
Mold dan Aciduric Bacteria
|
25 ± 1 oC (77 ± 2 oC)
|
120 ± 3 Jam
|
Coliform
Bacteria
|
35 ± 1 oC (95 ± 2 oC)
|
24
Jam
|
Anonym ( 2005 )
4.
Perhitungan Mikrobiologi :
·
satu koloni moldPeriksa
cawan petri dalam tiap-tiap inkubator
·
Keluarkan cawan-cawan
petri yang telah selesai masa inkubasi
·
Kelompokkan berdasarkan
jenis sampel dan jam serta tanggal produksi untuk memudahkan perhitungan
·
Hitung jumlah
mikrobiologi yang tumbuh dan tulis dalam form pelaporan yang sesuai
·
Ulangi analisa
mikrobiologi bila hasil perhitungan terlalu banyak untuk dihitung (TNTC : Too
Numerous To Count) akibat perlakuan yang tidak aseptis atau karena
terkontaminasi
·
Jika jumlah koloni
antara 100 – 300 koloni, bagi membrane menjadi 4 bagian dan hitung koloni pada
satu bagian tersebut, kemudian kalikan dengan 4 sebagai jumlah koloni per
volume sampel
·
Jika jumlah koloni di
atas 300 maka dicatat sebagai TNTC ( to numerous to count) atau dapat dilakukan
dengan cara cawan di bagi menjadi empat, dihitung salah satu bagian kemudian di
bagi empat
·
Hitung jumlah koloni
pada 10 kotak yang tertutup koloni secara acak
·
Jika memakai membrane
filter 47 mm kalikan 10 kotak random dengan 20
·
Catat hasilnya sebagai
jumlah koloni per volume sampel
·
Perhitungan secara
estimasi lebih berarti dari pada TNTC
·
Jika mikroorganisme
tumbuh dalam bentuk film yang menyelubungi permukaan atau pinggir membrane,
disebut Spreader (SPR)
·
Perhitungan koloni yang
berbentuk rantai yang tidak jelas terpisahnya dihitung sebagai 1 koloni. Jika
satu atau lebih rantai yang nampak yang berasal dari sumber yang terpisah,
hitung koloni setiap satu sumber sebagai satu koloni
·
Jika ada pertumbuhan
mold dan menutupi permukaan membrane dan tidak terlihat koloni dengan jelas
maka dihitung sebagai
·
Jika pertumbuhan
diketahui karena kontaminasi dari luar catat sebagai “Laboratory Accident” LA
·
Jika diperlukan maka
identifikasi dengan mikroskop
3. Penangan Limbah
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah
cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan
polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang
berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara
keseluruhan, berupa kombinasi
Penanganan limbah cair ada beberapa
cara, yaitu : Pengolahan secara primerü Pengolahan secara
sekunderü Pengolahan secara tersierü
Tahap pengolahan primer limbah cair
sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika. A. Penyaringan
(Screening) Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan
murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah. B.
Pengolahan Awal (Pretreatment) Kedua, limbah yang telah disaring kemudian
disalurkan ke tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir &
partikel padat
. C. Pengendapan
Pada tahap ini, limbah cair akan dialirkan ke
tangki atau bak pengendapan. Pengendapan adalah metode pengolahan utama &
yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair.
Ditangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel–partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel
akan membentuk lumpur, kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain
untuk diolah lebih lanjut. D. Pengapungan (Floation) Metode ini efektif untuk
menyingkirkan polutan
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis,
yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan
organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat
tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode
penyaringan dengan
A.
Metode Trickling Filter
Pada
metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat
dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau
plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan
ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama
proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi
oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan
menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk
memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme
B Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau
lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur
dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung
didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung
udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam
mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk
mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri
disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode
B.
Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam
perlakuan
merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada
metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang
tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi
bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi.
Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses
pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan
Penanganan secara Tersier
Pengolahan
tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat
zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini
disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah.
Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan
primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat,
fosfat, dan garam- garaman. Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan
lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian
proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan
adalah metode saringan pasir.
4. HRD dan standar
pegawai perusahaan
PT. Prima Cahaya Indobeverages mempunyai struktur organisasi yang tergolong dalam struktur
organisasi garis. Organisasi garis yaitu suatu bentuk organisasi yang wewenang
dan tanggung jawab mengikuti jalur atau garis vertikal. Menurut Swastha dan
Sukotjo (1988), dalam struktur organisasi garis, kekuasaan mengalir secara
langsung dari direktur ke kepala bagian dan kemudian terus ke karyawan-karyawan
dibawahnya. Masing-masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri dan kepala
bagian menjalankan semua fungsi pengawasan dalam bagiannya.
PT. Prima Cahaya Indobeverages memiliki Management Comitee yang berkedudukan di
Jakarta. Management Comitee membawahi
lima orang manager yaitu region sales
manager, plant manager, personal and GA manager, finance and administration manager dan marketing service manager. Masing-masing
manager membawahi beberapa supervisor
atau koordinator warehouse.
5. Produk hasil olahan dan sasaran pemakai.
A. Produk hasil
olahan antara lain:
1.
Tekita Original
2.
Tekita Green Tea
3.
Tekita Jasmine
4.
Frutamin Strawberry
5.
Frutamin Orange
6.
Frutamin Melon
7.
Frutamin Grape
8.
Frutamin Blueberry
9.
Frutamin Jambu
10.
Frutamin Cocobit
Lychee
11.
Fruitamin Fruitpunch
12.
Fruitamin Kelapa Muda
Hasil olahan akan dipasarkan didaerah pulau jawa dan luar jawa.
6. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaranya adalah dengan bekerja sama dengan kantor pemasaran dijawa. Dengan begitu perusahaan menunggu order dari kantor pemasaran.
Dear Customers,
BalasHapusExport-Import and Domestics Departement,
Dengan Hormat,
Perkenalkan kami PT.RAKA CITRA SELARAS. Kami adalah perusahaan Jasa Export dan Import yang sangat berpengalaman dalam bidang Jasa Customs Clearance (Jasa Kepabeanan) baik di Bandara maupun Pelabuhan di seluruh Nusantara, Selanjutnya bersama ini kami Management PT.RAKA CITRA SELARAS, berminat untuk bermitra dengan perusahaan Bapak/Ibu dalam bidang Jasa sebagai berikut :
1. Ekspor & Impor (Internasional Seluruh Dunia)
* Door to Door (Borongan) / Door to Door (Resmi)
* Pengiriman Udara
* Pengiriman Laut
2. PT.RAKA CITRA SELARAS,melayani pengiriman/distribusi barang
domestics ke-seluruh Nusantara.
* Pengiriman Udara
* Pengiriman Laut
* Pengiriman Darat
* Pengiriman Kereta Api
3. Inklaring
4. Pergudangan
5. Barang-barang proyek
6. Sewa Kapal / Broker Kapal
Legalitas Pendukung :
• SPI Besi Baja
• SPI Kehutanan
• SPI Barang Bekas
• LS Alas Kaki
• LS Elektronic
• LS Mainan
• LS Garment.
Kami mempunyai Agency hampir di seluruh belahan dunia
Notes:
Sebagai bahan pertimbangan buat anda, kami lampirkan penawaran customs clearance Import.
Demikian Penawaran kerjasama ini kami sampaikan. Atas kepercayaan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami
ILYAS
PT. RAKA CITRA SELARAS
International /Domestics Freight Forwarders
Jakarta Office:
Graha Emre Lt 3 Room 303 Jln.Raya Pondok Gede
No 37 Pinang Ranti-Jakarta timur-Indonesia.
Hp/Wa : 0812-1181-8882
Phone : 021-2280-9445 (Hunting)
Fax : 021-2280-3733
E-mail : Ilyaszindani07@gmail.com
E-mail ; Ilyas@rakacitraselaras.com
PRIHAL :
BalasHapusPENAWARAN KERJASAMA UNTUK KONSULTAN PENGURUSAN JAMINAN ASURANSI DAN BANK GARANSI BISA TANPA COLLATERAL/AGUNAN PROSES CEPAT,MUDAH DAN BIAYA KOMPETITIF LEBIH MURAH
Yth Customer,
Bapak/ Ibu
Pimpinan /HRD/finance dept perusahaan
di
Tempat
Dengan hormat,
Perkenalkan kami Dari PT. ANUGRAH LUAS JAYA,Bersertifikat AAUI No.0611 000 8421, No Akte Pendirian 150 dan SIUP No 5027-01/1.824.271 Perusahaan kami Telah Resmi Ditunjuk Untuk Memasarkan Produk Bank Garansi & Surety Bond Bisa Tanpa Agunan (Non Collateral). Adapun Jaminan Bank garansi & Asuransi Yang kami Tawarkan Telah Diterima di instansi Pemerintah dan Swasta serta sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun jenis jaminan yang kami tawarkan adalah sebagai berikut:
DAFTAR JAMINAN:
Jaminan Penawaran (Bid Bond)
Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)
Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)
Jaminan Pembayaran Akhir Tahun (SP2D)
Jaminan Contractor ALL RISK (CAR)
Jaminan Custom Bond
Jaminan Property ALL RISK (PAR)
Jaminan Erection ALL RISK (EAR)
Jaminan Marine Hull Insurance (MH)
Jaminan Cargo
Jaminan Workman Compensation Liability (WCL)
Jaminan Conprenshive General Liability (CGL)
Jaminan Automobile Liabelity (AL)
Jaminan Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)
KMK (KREDIT MODAL KERJA)
DAN ASURANSI UMUM LAINNYA
Demikianlah perkenalan singkat dari kami, besar harapan kami untuk dapat berkerjasama dengan perusahaan Bapak/ Ibu dan semoga ini langkah awal untuk menjalin kerjasama yang baik dan berkesinambungan di masa akan datang dan atas perhatian kami ucapkan terimakasih.Adapun sebagai bahan pertimbangan bapak/ibu berikut ini saya lampirkan proposal penawaran penerbitan surety bond (asuransi) dan bank guarantee (bank garansi). Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Hormat Kami,
PT. ANUGRAH LUAS JAYA
ttd
MELYAN SONATA
Telp (021) 42888259
Fax (021) 42888256
Mobil 085736366719
WhatsApp 085736366719
Email: pt.mjs99@gmail.com
Office:Jl.Swadaya III No.45A Kel.Cempaka Baru Kec.Kemayoran Jakarta–Indonesia (10640)