Jumat, 24 Januari 2014

PT. PRIMA CAHAYA INDOBEVERAGE

Tugas KKPI
Nama : Cahyono wibowo
Kelas :  4tphp1
NIS    :   7018



1. Komoditas PT. PRIMA CAHAYA INDOBEVERAGE
    

Sejarah PT. Prima Cahaya Indobeverage dari berdirinya hingga saat ini adalah:
1.      Pada tahun 1975 didirikan perusahaan minuman ringan dengan nama PT. Jafar Utama. Perusahaan ini memproduksi Teh Jafar dan air minum dalam kemasan. PT. Jafar Utama mengalami penurunan dan perusahaan ini hanya dapat berjalan sampai tahun 1985,
2.      Pada akhir tahun 1985 PT. Jafar Utama dijual kepada PT. Mantrust dan sejak tahun 1987 melakukan perombakan besar – besaran. PT. Mantrust mengganti produksi dari Teh Jafar menjadi Tekita dan minuman ringan Pepsi Cola. PT. Mantrust mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun hal ini tidak bertahan lama dan akhirnya PT. Mantrust menjual semua asset kepada pihak lain dan secara otomatis mengembalikan lisensi PCI,
3.      Pada tahun 1994 PCI bekerja sama dengan PT. Indofood Group,
4.      Pada tanggal 20 Januari 1994 diresmikan perusahaan kerjasama antara PCI dan Indofood Group. Dalam menjalankan usaha, perusahaan ini dibagi menjadi yaitu PT. Buana Distrindo sebagai distributor dan PT. Pepsi Cola Indobeverage sebagai perusahaan produksi,
5.      Dan pada tahun 2013 PT. Pepsi Cola Indobeverage berubah nama menjadi PT. Prima Cahaya Indobeverage.Perusahaan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal itu dapat dilihat dari daerah penjualan yang lebih luas, proses produksi meningkat, penambahan tenaga kerja dan pembangunan plant baru di Cikampek dengan kapasitas produksi yang lebih besar.

A.    Gambaran Umum Perusahaan
PT. Prima Cahaya Indobeverage terletak di Jalan Raya Jendral Sudirman nomor 23 Ungaran Kabupaten Semarang. Lokasi sangat menguntungkan karena terletak di daerah pegunungan yang sumber airnya melimpah yang dapat menunjang kebutuhan utama produksi yakni air.
PT. Prima Cahaya Indobeverage merupakan perusahaan minuman yang menghasilkan produk minuman non karbonasi yang berupa minuman ringan dalam cup dengan merk dagang yaitu Fruitamin dan Tekita.
PT. Prima Cahaya Indobeverage berada di atas area seluas 3 Ha, terdiri dari tiga bagian utama yaitu kantor, bagian produksi dan gudang. Pengaturan tata letak yang baik akan memperlancar kegiatan produksi dan aktifitas pekerja yang memperlihatkan tata letak tersebut.
Komoditas utamanya adalah minuman teh, tetapi demi mengikuti tren yang ada perusahaan ini membuat inovasi baru dengan menemukan produk baru agar bisa diterima masyarakat pada umumnya.
Proses produksi di PT. PRIMA CAHAYA INDOBEVERAGE adalah melalui proses panas dimana proses tersebut menghasilkan produk antara lain, yaitu :

1.         Tekita Original
2.         Tekita Green Tea
3.         Tekita Jasmine
4.         Frutamin Strawberry
5.         Frutamin Orange
6.         Frutamin Melon
7.         Frutamin Grape
8.         Frutamin Blueberry
9.         Frutamin Jambu
10.      Frutamin Cocobit Lychee
11.     Fruitamin Fruitpunch
12.     Fruitamin Kelapa Muda

2. Penanganan Quality Control diperusahaan
     
      

      A.   QC Raw Material
1.    Bahan Baku
Bahan Baku minuman adalah bahan utama yang digunakan untuk pembuatan  minuman. Adapun bahan baku terdiri dari :
a)      Air
Air merupakan bahan utama yang digunakan untuk proses produksi harus memenuhi persyaratan yeng telah ditentukan olah PT. Pepsi  Internasional. Air yang digunakan di PT. Prima Cahaya Indobeverage adalah air bawah tanah yang kemudian diolah melalui proses Unit Water Treatment dan menghasilkan Treated Water dan Demin untuk proses produksi serta Soft Water untuk kegiatan operasional mesin.
b)      Gula
Sucrose atau gula pasir adalah pemanis utama yang digunakan  di PT. Prima Cahaya Indobeverages. Gula yang dipakai di PCIB sendiri adalah gula yang memenuhi standar yang ditetapkan.
2.    Bahan Pembantu
Bahan pembantu adalah bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan minuman, antara lain :
a.       Pengatur Keasaman
b.      Perisa
c.       Vitamin
d.      Pengawet
e.       Pemanis Buatan
f.       Daun Teh
 
            A.    Pengecekan Bahan Baku
Pengecekan/ analisa yang dilakukan terhadap bahan baku yang akan digunakan untuk produksi/ proses pembantu lainnya dianalisa pada saat kedatangan, hal ini dilakukan agar mutu bahan baku sesuai dengan standart yang ditentukan. Bahan baku / bahan pembatu yang digunakan antara lain :
1.      HCl
a.       Alat :
·         Pipet  volume  10 ml
·         Labu ukur  1000 ml
·         Pipet  volume 20 ml
·         Buret 25 ml
·         Stirer
·         Ruber bulb
·          Hot plate
·          Erlenmeyer
b.      Bahan :
·         HCl
·          Indicator  PP  0.5%
·          NaOH 0,1 N
·          Aquadest

c.       Prosedur analisa :
·         Ambil 10 ml HCl menggunakan pipet volume ukuran 10 ml,
·         Masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan tambahkan aquadest hingga batas tera, stirer hingga homogen,
·         Ambil 20 ml larutan HCl menggunakan pipet volume ukuran 20 ml dan masukkan ke dalam Erlenmeyer,
·         Tambahkan 3 tetes indikator PP  0.5 %,
·         Titrasi menggunakan NaOH 0,1 N sampai berubah warna menjadi merah muda,
·         Hitung kemurnian HCl

2. Citrid acid
a.       Alat:
·         Moisture Analyzer
·         Timbangan analitik
·         Beaker glass 100 ml
·         Labu ukur 250 ml
·         Pipet volume 25 ml
·         Stirer
·         Beaker glass  250 ml
·         Hot plate
·         Buret 50 ml
·         Pipet dropping
·         Rubber bulb
b.      Bahan :
·         Larutan NaOH 0,1 N
·         Citric Acid
·         Indikator PP 0.5%
·         Aquadest
c.       Prosedur analisa :
·         Kemurnian Citric Acid
1)   Timbang 1,5 gram Citric Acid,
2)   Larutkan menggunakan aquadest secukupnya dalam beaker dan masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, kemudian tambahkan aquadest sampai batas tera lalu stirer hingga larut homogen,
3)   Ambil larutan Citric Acid 25 ml dan masukkan ke dalam beaker glass 100 ml,
4)   Tambahkan 2 tetes indikator PP  0,5 %,
5)   Titrasi menggunakan larutan NaOH 0,1N sampai berubah warna menjadi merah muda,
6)    Hitung kemurnian Citric Acid dengan rumus:
·         Kadar air
1)   Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada Moisture Analyzer,
2)   Tekan  tombol “Tare”,
3)   Masukkan  Citric Acid,
4)   Tekan tombol “Enter”,
5)   Tunggu sampai tanda “END” muncul pada monitor,
6)   Catat sebagai hasil kadar air.
·         pH 5 %
1)   Timbang Citric Acid sebanyak 5 gram,
2)   100 ml aquadest menggunakan pipet volume 100 ml,
3)   Stirer sampai larut,
4)   Tambahkan Cek pH menggunakan pH meter.

3.      Aspartame
a.        Alat:
·         Timbangan analitik
·         MA (Moisture Analyzer )
·         Pipet volume 50 ml
·         Pipet ukur 5 ml
·         Pipet dropping
·         pH meter
·         Buret 25 ml
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Beaker glass 100 ml
·         Spatula
·         Hot plate
b.      Bahan  :
·         Aspartame
·         Formic Acid
·         Asam Asetat Glacial pekat 100 %
·          Indicator α Napthol Benzene
·          HClO4 0,1 N
·          Aquadest
c.        Prosedur analisa :
·         Kemurnian Aspartame
1)      Timbang 0,25 gram Aspartame yang sudah dipanaskan pada Moisture Analyzer dengan suhu 1050C,
2)       Tambahkan 1,5 ml Formic Acid,
3)       Tambahkan 60 ml Asam Asetat Glacial,
4)      Tambahkan 3 tetes indikator α Napthol Benzene,
5)      Titrasi menggunakan HClO4 0,1 N sampai berubah warna menjadi hijau,
6)       Hitung kemurnian dengan rumus:
7)      % purity = ml titrasi x 0,1 x29,43  x 100%
8)      0,1 × mg sampel
·         Kadar Air
1)      Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada Moisture Analyzer,
2)      Tekan  tombol “Tare”,
3)      Masukkan Aspartame ke dalam MA (Moisture Analyzer),
4)       Tekan tombol “Enter”,Tunggu sampai terdapat tanda “END” pada monitor,
5)      Catat sebagai hasil kadar air.
·         pH 1 %
1)      Timbang Aspartame 1 gram,
2)      Tambahkan 100 ml aquadest menggunakan pipet volume 100 ml,
3)      Stirer sampai larut,
4)      Cek pH aspartam menggunakan pH meter.

4.      NaOH
a.       Alat:
·         Timbangan analitik
·         Labu takar 100 ml
·         Pipet volume 10 ml
·         Pipet ukur  5 ml
·         Pipet dropping
·         Buret 25 ml
·         Beaker glass  250 ml
·         Stirer
·         Hot plate
b.      Bahan :
·         NaOH
·            Aquadest
·           BaCl2  10 %
·            Indikator  PP 0,5 %
·           H2SO4  2,5 N
c.       Prosedur analisa :
·         Timbang 3 gram NaOH,
·         Masukkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan aquadest sampai batas tera,
·         Stirer hingga homogen,
·         Ambil 10 ml larutan NaOH menggunakan pipet volume 10 ml,
·         Masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml,
·          Tambahkan 5 ml  BaCl2 10% dan 2 – 3 tetes indikator PP 0,5%,
·         Titrasi menggunakan H2SO4 2,5 N sampai berubah warna menjadi putih.
·         Hitung kemurnian dengan rumus:

5.      VitaminC
a.       Alat :
·         Timbangan analitik
·         Pipet volume 100 ml
·         Beaker glass 250 ml
·         Stirer
·         Buret 25 ml
·         Beaker glass 100 ml
·         MA (Moisture Analyzer)Spatula
·         pH meter
·         Hot plate
b.      Bahan :
·         Vitamin C
·         Aquadest
·         Indikator Amylum 0,1 %
·         Yodium 0,1 N
·         H2SO4  1 N
c.        Prosedur analisa :
·         Kemurnian Vitamin C
1)   Timbang  0,2 gram Vitamin C,
2)   Tambahkan 100 ml aquadest bebas CO2,
3)    Tambahkan 25 ml H2SO4  1 N menggunakan pipet volume 25 ml,
4)    Tambahkan 2 - 3 tetes indikator Amylum 0,1% menggunakan pipet dropping,
5)   Titrasi menggunakan Yodium 0,1 N sampai berubah warna menjadi hijau kekuningan,
6)   Hitung dengan rumus:
·         Kadar air
1)      Pastikan alat siap untuk dipakai
2)      Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada Moisture Analyzer
3)      Tekan  tombol “Tare”
4)       Masukkan  Vitamin C ke dalam MA (Moisture Analyzer)
5)       Tekan tombol "Enter"
6)      Tunggu sampai terdapat tanda “END” pada monitor
7)       Catat sebagai hasil kadar air.
·         Ph 5 %
1)      Timbang  5 gram Vitamin C
2)      Tambahkan 100 ml aquadest menggunakan pipet volume 100 ml
3)       Stirer sampai larut
4)      Cek pH Vitamin C menggunakan pH meter.

6.      Gula Pasir
a.       Alat :
·         Beaker glass 100 ml
·         Timbangan analitik
·         SpatulaPipet dropping
·         Spektrophotometer
·         Millipore
·         Stirer
·         Kertas saring
·         pH meter
·         MA ( Moisture Analyzer)
·         Hot plate
b.      Bahan :
·         Gula pasir
·         Aquadest
c.       Prosedur analisa :
·         Kemurnian  ( brix 120 )
1)      Timbang 12 gram gula pasir
2)      Tambahkan aquadest sampai 100 gram
3)      Stirer larutan gula hingga homogen
4)      Cek brix gula menggunakan refraktometer
Brix
·         Kadar ash ( brix 280 )
1)      Timbang 28 gram gula pasir
2)      Tambahkan aquadest  sampai 100 gram
3)       Stirer larutan gula hingga homogen
4)      Cek TDS syrup kemudian TDS aquades

·         Colour dan Turbidity (brix 500 )
1)      Timbang 50 gram gula pasir
2)      Tambahkan aquadest sampai 100 gram
3)      Stirer larutan gula hingga homogen
4)      Bagi larutan gula menjadi 2 yaitu A dan B
5)      Cek larutan gula A yang belum disaring menggunakan spektrophotometer, dengan panjang gelombang 720
6)      Saring larutan gula yang belum disaring dimasukkan dalam penyaring (Larutan Gula B)
7)      Cek larutan gula B menggunakan spektrophotometer, dengan panjang gelombang 720 dan 420
                                 TBD

·         Flok gula ( brix 50 0 )
1)        Lakukan pengecekan pH larutan gula B menggunakan pH meter,
2)        Larutan gula dibagi menjadi 2,
3)        Larutan pertama dititrasi dengan HCl sampai pH mencapai 3,5
4)        Larutan kedua dititrasi dengan NaOH sampai pH mencapai 9,5
5)        Cek kedua larutan dengan menggunakan spektrophotometer dan dengan panjang gelombang 420
·         Kadar Air
1)        Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada  Moisture Analyzer
2)        Tekan  tombol “Tare”
3)        Masukkan  Citric Acid ke dalam MA (Moisture Analyzer )
4)        Tekan tombol "Enter"
5)        Tunggu sampai tanda “END” muncul pada monitor
6)        Catat sebagai hasil kadar air.

7.      Flavor
a.       Alat :
·         Bench Refraktometer
·          Pipet dropping
b.      Bahan :
·         Flavor
c.       Prosedur analisa :
·         Masukkan sampel ( flavor ) ke dalam Bench Refraktometer dalam keadaan brix
·         Tekan tombol "Mode"
·         Masukkan password sesuai refraktometer yang digunakan
·         Tekan tombol "Scale"
·         Tekan tombol "Read" sampai angka konstan dan catat hasilnya

8.      MFO ( Marine Fuel Oil )
a.        Alat :
·         Picnometer
·         Timbangan analitik
·         Thermometer
·         Beaker glass 250 ml
b.      Bahan :
·         MFO ( Marine Fuel Oil )
c.       Prosedur analisa :
·         Masukkan MFO ke dalam beaker glass 250 ml
·         Dinginkan MFO terlebih dahulu
·         Ukur suhu MFO menggunakan thermometer
·         Timbang picnometer kosong dengan timbangan analitik sebagai berat A
·         Masukkan MFO ke dalam picnometer
·         Timbang picnometer  yang berisi MFO dengan timbangan analitik sebagai berat B
·         Catat hasilnya dan hitung BJ dengan rumus:
Bj

9.      Kalium Sorbate
a.       Alat :
·         Timbangan analitik
·         MA ( Moisture Analyzer )
·         Pipet volume 100 ml
·         Pipet dropping
·          Buret 25 ml
·          Hot plate
·          Stirer
·          Beaker glass 250 ml
·          Spatula
b.       Bahan :
·         Kalium Sorbate
·         Asam Asetat Glacial (CH3COOH) 100 %
·         Indikator α Napthol Benzene
·         HClO4 0,1 N
·          Aquadest
c.       Prosedur analisa :
·         Kermunian Kalium Sorbate
1)      Timbang 0,3 gram Kalium Sorbate yang telah dipanaskan pada suhu 1050C
2)      Tambahkan 100 ml Asam Asetat Glacial 100% menggunakan pipet volume 100 ml
3)      Tambahkan 10 tetes indikator α Napthol Benzene menggunakan pipet dropping
4)      Titrasi menggunakan HClO4 0,1 N sampai berubah warna menjadi hijau.

·         Kadar Air
1)      Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050C) pada Moisture Analyzer
2)      Tekan  tombol “Tare”
3)      Masukkan  Kalium Sorbate ke dalam MA (Moisture Analyzer)
4)      Tekan tombol "Enter"
5)      Tunggu sampai tanda “END” muncul pada monitor
6)      Catat sebagai hasil kadar air.

10.   Sodium Benzoat
a.        Alat :
·         Timbangan analitik
·          Pipet volum 100 ml
·          Beker glass 250 ml
·          Pipet dropping
·          Stirer
·          Buret 50 ml
·          Spatula
·          MA ( Moisture Analyzer )
·          Hot plate
b.      Bahan:
·         Sodium Benzoate
·          Asam Asetat Glacial ( CH3COOH ) 100 %
·          HClO4 0,1 N
·          Indikator Kristal Violet 2
c.        Prosedur analisa:
·    Kemurnian Sodium Benzoat
1)      Timbang 0,6 gram Sodium Benzoate
2)       Tambahkan 100 ml Asam Asetat  Glacial ( CH3COOH ) 100 % menggunakan pipet volume 100 ml
3)       Tambahkn 2 tetes indikator Kristal Violet 2 % menggunakan pipet dropping
4)       Titrasi menggunakan HClO4 0,1 N sampai berubah warna menjadi hijau
5)       Hitung kemurniannya :
·         Kadar Air :
1)      Pastikan alat siap untuk dipakai
2)       Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1050 )
3)      Tekan  tombol “Tare”
4)       Masukkan  Sodium Benzoat ke dalam MA ( Moisture Analyzer )
5)      Tekan tombol "Enter"
6)       Tunggu sampai tanda “END” muncul pada monitor
7)      Catat sebagai hasil kadar air.

11.  Sodium Citrate
a.       Alat :
·         Timbangan analitik
·         Pipet volume 20 ml,10 ml
·         Pipet dropping
·          Hot plate
·          Stirer
·          Buret 25 ml
·          MA( Moisture Analyzer )
·         pH meter
·         Beaker glass 250 ml
·          Spatula
b.      Bahan :
·         Sodium Citrate
·         Asam Acetat Glacial (CH3COOH) 100 %
·         Indikator Kristal Violet 1 %
·         HClO4 0,1 N
·         Aquadest
c.        Prosedur analisa
·         Kadar Air :
1)      Pastikan alat siap untuk dipakai
2)       Atur terlebih dahulu suhu kadar air yang akan digunakan (1800C)
3)       Tekan  tombol “Tare”
4)       Masukkan  Sodium Citrat
5)      Tekan tombol "Enter"
6)      Tunggu sampai tanda “END” muncul pada monitor
7)       Catat sebagai hasil kadar air
8)       Kemurnian Sodium Citrate
9)      Timbang 0,2 gram Sodium Citrate
10)   Tambahkan 30 ml Asam Acetat Glacial 100 % menggunakan pipet volume
11)  Tambahkan 2 – 3 tetes indikator Kristal Violet 1 % menggunakan pipet dropping
12)  Titrasi menggunakan HClO4 0,1 N dari warna ungu menjadi biru sampai berubah warna menjadi hijau.
·         pH 5 % :
1)      Timbang  5 gram Sodium Citrate
2)      Tambahkan 100 ml aquadest menggunakan pipet volume 100 ml
3)       Stirer sampai larut
4)       Cek pHnya menggunakan pH meter.

12.  STRAW
a.       Alat :
·         Digital micrometer
·         Jangka sorong
·          Timbangan analitik
b.      Bahan :
·         Straw
c.       Prosedur analisa :
·         Ukur panjang straw menggunakan jangka sorong
·         Ukur diameter dalam menggunakan jangka sorong
·         Ukur  tebal straw menggunakan digital micrometer
·         Timbang straw menggunakan timbangan analitik

13.  CUP
a.       Alat :
·         Timbangan analitik
·         Jangka sorong
·          Digital micrometer
·          Sealler
b.       Bahan :
·         Cup
·          Air
c.        Prosedur analisa :
·         Ambil cup dan beri tanda ( nomor ) sesuai dengan nomor yang tertera pada cup
·          Cukup ambil 2 cup dari setiap nomornya
·          Urutkan nomor cup dari kecil sampai besar
·          Ukur diameter do lips menggunakan jangka sorong
·          Ukur wall thickness menggunakan digital micrometer
·          Ukur lips thickness menggunakan jangka sorong
·          Cek berat cup
·          Cek volume cup
·         Masukkan cup yang berisi air ke dalam sealler yang sudah dipanaskan
·          Lakukan drop test.

14.  KARTON
a.       Alat :
·         Timbangan analitik
·          Penggaris
·          Jangka sorong
·         Cuter
·         Cetakan berbentuk persegi
b.      Bahan :
·         Karton
c.       Prosedur analisa :
·         Cek dimensi panjang, lebar dan tinggi menggunakan penggaris
·         Cek tebal karton menggunakan jangka sorong
·         Potong karton dengan ukuran persegi ( gunakan pencetak persegi )
·         Pisahkan substansi  WK (White Kraft), M ( Middle ) dan K (Kraft )
·         Timbang substansi  WK (White Kraft), M ( Middle ) dan K (Kraft ).

15.  LID
a.       Alat :
·         Digital micrometer
·         Penggaris
b.      Bahan :
·         Lid
c.       Prosedur analisa :
·         Cek widh roll lid
·         Cek widh lid
·         Cek pitch lid
·         Cek thickness lid
·         Cek wall thicknesslid menggunakan digital micrometer

 



         B.  Pengendalian Mutu Periodik
Pengendalian mutu periodik dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standart yang ditentukan. Pengendalian mutu periodik meliputi :
1.      Brix
a.       Alat :
·         Bench Refraktometer
·         Pipet
·         Tissue
b.      Bahan :
·         Sampel  Fruitamin, Tekita, Simple Syrup, Extract Tea
·         Aquadest
c.        Prosedur  Analisa :
·         Bersihkan prisma Bench Refraktometer menggunakan aquadest dan keringkan menggunakan tissue,
·         Masukkan sampel ( Fruitamin, Tekita,Simple Syrup ,Extract Tea ) secukupnya pada prisma, kemudian tutup,
·         Tekan tombol "READ" sampai angka stabil,
·         Catat angka pada monitor sebagai hasil brix,
·         Bersihkan dengan aquadest dan keringkan dengan tissue kembali prisma Bench Refraktometer.

2.      pH
a.       Alat  :
·         pH Meter
·         Tissue
·         Beaker Glass
b.      Bahan :
·         Sampel Fruitamin, Tekita, Extract Tea
·         Aquadest
c.        Prosedur Analisa :
·         Bersihkan elektroda menggunakan aquadest dan keringkan menggunakan tissue,
·         Masukkan elektroda ke dalam beaker glass berisi sampel ( Fruitamin, Tekita, Extract Tea ),
·         Tekan tombol  “YES”,
·         Tunggu sampai angka pada monitor stabil atau muncul tanda “RDY”,
·         Catat sebagai hasil pH,
·         Bersihkan  kembali  elektroda dan masukkan ke dalam larutan KCl.

3.      TA ( Total Acidity )
a.       Alat :
·         pH Meter
·         Beaker glass 250 ml
·         Stirrer
·         Hot Plate
·         Buret 50 ml
·         Tissue
·         Labu ukur 100 ml
b.       Bahan :
·         Sampel ( Fruitamin atau Tekita Apel )
·         Aquadest
·         NaOH  0,1 N
c.        Prosedur Analisa :
·         Ambil sampel ( Fruitamin atau Tekita Apel ) 100 ml menggunakan labu ukur  100 ml,
·         Masukkan ke dalam Beaker Glass 250 ml,
·         Cek pH menggunakan pH Meter,  tekan tombol “YES” tunggu sampai angka pada monitor stabil atau muncul tanda "RDY”,
·         Titrasi menggunakan NaOH 0,1 N sampai pH 8,75,
·         Hitung Total Acidity dengan rumus:
TA = Volume titrasi × Faktor koreksi NaOH

4.      Colour
a.        Alat :
·         Spektrophotometer
·          Tissue
·         Kuvet
b.       Bahan :
·         Sampel ( Fruitamin, Tekita, Ekstract Tea dan Simple Syrup )
·         Aquadest
c.        Prosedur Analisa :
·         Isi kuvet dengan aquadest,
·          Tekan tombol “GO TO WL“,
·         Tulis panjang gelombang sesuai standart yang telah ditentukan, kemudian tekan tombol “ENTER”,
·         Tekan tombol “AUTO ZERO“,
·         Bilas kuvet dengan sampel ( Fruitamin, Tekita, Ekstract Tea dan Simple Syrup ),
·         Isi kuvet dengan sampel (Fruitamin, Tekita, Ekstract Tea dan Simple Syrup), keringkan bagian luar kuvet dengan tissue,
·         Catat angka pada monitor sebagai hasil colour,
·         Bersihkan kuvet dengan aquadest dan keringkan dengan tissue.

5.      Tanin
a.       Alat :
·         Spectrophotometer
·         Pipet ukur 10 ml
·         Labu ukur 50 ml
·          Ruber bulb
·         Tissue
b.      Bahan :
·         Sampel ( Ready Tea dan Extract Tea )
·         Buffer  pH 7.50
·         FeSO4
c.       Prosedur Analisa
·         Prosedur Analisa Ready Tea:
1)      Persiapan sample Ready Tea:
a).  Pipet 5 ml sampel ( Ready Tea )
b). Masukkan ke dalam labu ukur 50 ml
c).  Tambahkan 10 ml larutan FeSO4
d).  Tambahkan buffer sampai batas tera
e).  Kocok hingga homogen.
2)      Persiapan blanko Tekita Ready:
a).  Pipet 5 ml sampel ( Ready Tea )
b). Masukkan ke dalam labu ukur 50 ml
c).  Tambahkan 10 ml aquadest
d). Tambahkan buffer sampai batas tera
e).  Kocok hingga homogen
f).  Analisa absorbansi dengan panjang gelombang 540 nm menggunakan Spektrofotometer
g). Hitung kadar tannin dengan rumus:
Kadar tanin = { ( sampel – blanko ) × 2,27 ) - 0,042 ) × 40 }
·  Prosedur Analisa Extract Tea:
1).    Pengencenran Extract Tea:
a).  Pipet 10 ml sampel extract teh
b).  Masukkan ke dalam labu ukur 50 ml
c).  Tambahkan aquadest sampai tanda tera
d). Kocok hingga homogen
2).    Persiapan sampel Extract Tea :
a).  Sama dengan persiapan sample Ready Tea yaitu Analisa absorbansi dengan panjang gelombang 540 nm menggunakan Spektrofotometer
b).  Hitung kadar tannin dengan rumus:
Kadar tanin = { ( sampel – blanko ) × 2,27 ) - 0,042 ) × 40 x 5 }


                C. QC Analyst
1.    Pembuatan Larutan
a.       Alat :
·         Labu takar 1000 ml
·         Beaker glass 100 ml
·         Stirer
·         Spatula
·         Hot plate
·         Alumunium Foil
·         Labu takar 1000 ml berwarna coklat
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Buret 50 ml
·         Timbangan Analitik
·         Kaca Arloji
·         Beaker glass 1000 ml
·         pH meter
·         Pipet volume 100 ml
b.      Bahan :
·         FeSO4
·         C4H4KNaO6 .4H2O
·         Aquadest
·         Na2HPO4
·         KH2PO4
·          NaOH
·          NaOH 0,I N
·         KHP
·          Indikator PP
·         H2SO4
c.       Prosedur Analisa :
·         Larutan Fe SO4,
1)      Timbang 1 gram FeSO4 dan 5 gram C4H4KNaO6 .4H2O,
2)      Tutup beaker glass yang berisi FeSO4 dengan alumunium foil,
3)      Masukkan FeSO4  dan C4H4KNaO6 .4H2O ke dalam labu takar 1000 ml yang berwarna coklat dan tambahkan aquadest sampai batas tera,
4)      Tutup labu takar dengan alumunium foil dan stirrer hingga larut sempurna di ruang yang gelap,
5)      Masukkan larutan FeSO4  ke dalam botol yang sudah terbungkus alumunium foil dan diberi label.
·         Larutan Na2HPO4
1)      Timbang 9,5 gram serbuk Na2HPO4
2)      Masukkan ke dalam beaker glass 1000 ml yang telah berisi aquadest
3)      Stirrer sampai larut
4)      Masukkan dalam botol berwarna gelap
5)      Larutan KH2PO4
6)      Timbang 9,1 gr serbuk KH2PO4
7)      Masukkan ke dalam beaker glass 1000 ml yang telah berisi aquadest
8)      Stirrer hingga homogen
9)      Masukkan ke dalam botol berwarna gelap
·         Larutan Buffer :
1)      Campurkan 8 bagian solution Na2HPO4 dan 2 bagian solution KH2PO4 (4:1) hingga diperoleh pH 7,5
2)      Stirer hingga homoge
3)       Masukkan ke dalam botol berwarna gelap
·         Larutan NaOH 0,1 N :
1)      Timbang 4 gram NaOH pellet
2)      Tanbahkan sedikit aquadest, stirer sampai larut
3)      Masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan tambahkan aquadest sampai batas tera
4)      Masukkan ke dalam botol berwarna putih.
·         Standarisasi NaOH :
1)      Timbang 0,8000 gram KHP dan letakkan dalam beaker glass
2)      Tambahkan 100 ml aqudest dan stirer sampai larut
3)      Tambahkan 2 - 3 tetes indikator PP 0,5 %
4)      Titrasi menggunakan NaOH sampai warnanya menjadi merah muda.
N NaOH
                                                                       

·           Larutan H2SO4 0,02 N :
1)      Ambil sebanyak 0,54 ml H2SO4 pekat ( kadar = 97% ; N =36,3947 )
2)      Masukkan ke dalam labu takar 1000 ml
3)       Encerkan menggunakan aquadest hingga tepat tanda tera
4)      Masukkan dalam botol.
·           Standarisasi H2SO4 0,02 N :
1)      Ambil 50 ml H2SO4 0,02 N dan masukkan ke dalam erlenmeyer
2)      Tambahkan 3 tetes indikator PP 0,5 %
3)      Titrasi menggunakan NaOH 0,1N sampai warna menjadi merah muda.
   




  

D. QC Microbiologi
       Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhuk hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang atau harus menggunakan alat bantu.
1.    Persiapan Media:
a.       Alat:
·         Stirer
·         Botol whirl Park
·         Hot plate
·         Autoclave
·         Timbangan Analitik
·         Labu takar 500 ml
b.      Bahan:
·         PCA
·         PDA
·         Endo Agar
·         Pepton Water
·         Aquadest
c.       Prosedur Analisa:
·         Media PDA, PCA dan Endo Agar
·         Timbang dengan seksama 11,75 gram media PCA atau 19,5 gram media PDA atau 20,75 gram media Endo Agar, kemudian larutkan dengan aquadest 500 ml
·         Tambahkan aquadest mendidih sebanyak 500 ml menggunakan labu ukur
·         Stirer larutan media tersebut sampai larut
·         Sterilkan ke dalam autoclave ( suhu 1210C ) selama 15 menit
·         Simpan pada suhu 40 – 45 0C
·         Setiap pembuatan media, sesuaikan dengan panduan pada kemasan
Tartaric Acid 20 %
·         Timbang 20 gram Tartaric Acid
·         Tambahkan sedikit aquadest dan stirer sampai larut
·         Masukkan ke dalam gelas ukur dan tambah aquadest sampai 180 ml
·         Masukkan ke dalam botol dan beri label
·         Sterilkan dalam autoclave suhu 1210C selama 15 menit
·         Simpan pada suhu 40 – 450C
·         Setiap pembuatan media, sesuaikan dengan panduan pada kemasan
2.    Media yang digunakan
Tabel 1. Media yang digunakan untuk uji mikrobiologi
Organisme
Media Mikrobiologi
Total Bacteria
Standart plate count / Tryptone Glucose Extract / Plate Count Agar
Yeast, Mold dan Aciduric Bacteria
Potato Dextrose Agar diasamkan dengan Asam Tartrate 10%
Coliform  Bacteria
M Endo Agar
Anonym ( 2005)
3.    Analisa Mikrobiologi :
a.       Alat :
·         Petridish
·         Pipet volume 5 ml
·         Botol whirl Park
·         Autoclave
·         Oven
·         Laminar
·         Lampu alkohol
·         Inkubator
b.      Bahan:
·          Sampel mikro
·          Media PCA
·          Media PDA
·          Media ENDO
·          Aquadest steril
·          Tartaric Acid
·          Pepton Water
·          Alkohol 96 % dan 70 %
c.       Prosedur analisa:
·          Hidupkan laminar flow
·          Siapkan sampel mikrobiologi dan alat-alat seperti petridish steril, pipet steril
·          Siapkan alcohol 70%
·         Beri label 2 petridish sesuai dengan sampel yang dianalisa menggunakan spidol untuk total bakteri, aciduric bakteri, yeast dan mold
·          Semprot bagian luar sampel atau botol sampel dengan alkohol 70%
·          Pipet 10 ml sampel dan masukkan ke dalam masing-masing petridish
·          Tambahkan 40 ml media PCA untuk total bakteri dan 40 ml media PDA yang diasamkan dengan Tartaric Acid (dengan perbandingan sample:media adalah 1:4)
·          Biarkan memadat
·         Inkubasikan cawan dalam posisi terbalik sebelum di masukan ke inkubator
·         Lakukan inkubasi sampling analisa di atas sesuai tabel :
Tabel 2. Tabel suhu dan waktu inkubasi
Test
Temperature
Waktu
Total Bacteria
35 ± 1 oC (95 ± 2 oC)
48 ± 3 Jam
Yeast, Mold dan Aciduric Bacteria
25 ± 1 oC (77 ± 2 oC)
120 ± 3 Jam
Coliform Bacteria
35 ± 1 oC (95 ± 2 oC)
24    Jam
Anonym ( 2005 )
4.    Perhitungan Mikrobiologi :
·      satu koloni moldPeriksa cawan petri dalam tiap-tiap inkubator
·      Keluarkan cawan-cawan petri yang telah selesai masa inkubasi
·      Kelompokkan berdasarkan jenis sampel dan jam serta tanggal produksi untuk memudahkan perhitungan
·      Hitung jumlah mikrobiologi yang tumbuh dan tulis dalam form pelaporan yang sesuai
·      Ulangi analisa mikrobiologi bila hasil perhitungan terlalu banyak untuk dihitung (TNTC : Too Numerous To Count) akibat perlakuan yang tidak aseptis atau karena terkontaminasi
·      Jika jumlah koloni antara 100 – 300 koloni, bagi membrane menjadi 4 bagian dan hitung koloni pada satu bagian tersebut, kemudian kalikan dengan 4 sebagai jumlah koloni per volume sampel
·      Jika jumlah koloni di atas 300 maka dicatat sebagai TNTC ( to numerous to count) atau dapat dilakukan dengan cara cawan di bagi menjadi empat, dihitung salah satu bagian kemudian di bagi empat
·      Hitung jumlah koloni pada 10 kotak yang tertutup koloni secara acak
·      Jika memakai membrane filter 47 mm kalikan 10 kotak random dengan 20
·      Catat hasilnya sebagai jumlah koloni per volume sampel
·      Perhitungan secara estimasi lebih berarti dari pada TNTC
·      Jika mikroorganisme tumbuh dalam bentuk film yang menyelubungi permukaan atau pinggir membrane, disebut Spreader (SPR)
·      Perhitungan koloni yang berbentuk rantai yang tidak jelas terpisahnya dihitung sebagai 1 koloni. Jika satu atau lebih rantai yang nampak yang berasal dari sumber yang terpisah, hitung koloni setiap satu sumber sebagai satu koloni
·      Jika ada pertumbuhan mold dan menutupi permukaan membrane dan tidak terlihat koloni dengan jelas maka dihitung sebagai
·      Jika pertumbuhan diketahui karena kontaminasi dari luar catat sebagai “Laboratory Accident” LA
·      Jika diperlukan maka identifikasi dengan mikroskop

  3. Penangan Limbah


     Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi

Penanganan limbah cair ada beberapa cara, yaitu :  Pengolahan secara primerü  Pengolahan secara sekunderü  Pengolahan secara tersierü

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika. A. Penyaringan (Screening) Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah. B. Pengolahan Awal (Pretreatment) Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan ke tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir & partikel padat

. C. Pengendapan
  
Pada tahap ini, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Pengendapan adalah metode pengolahan utama & yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Ditangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel–partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel akan membentuk lumpur, kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. D. Pengapungan (Floation) Metode ini efektif untuk menyingkirkan polutan

     Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan

       A.   Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme
B Metode Activated Sludge
            Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode

      B.     Metode Treatment ponds/ Lagoons Metode treatment ponds/lagoons atau kolam
perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan

             Penanganan secara Tersier
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir.

      
                4. HRD dan standar pegawai perusahaan
                      PT. Prima Cahaya Indobeverages mempunyai struktur organisasi yang tergolong dalam struktur organisasi garis. Organisasi garis yaitu suatu bentuk organisasi yang wewenang dan tanggung jawab mengikuti jalur atau garis vertikal. Menurut Swastha dan Sukotjo (1988), dalam struktur organisasi garis, kekuasaan mengalir secara langsung dari direktur ke kepala bagian dan kemudian terus ke karyawan-karyawan dibawahnya. Masing-masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri dan kepala bagian menjalankan semua fungsi pengawasan dalam bagiannya.
                    PT. Prima Cahaya Indobeverages memiliki Management Comitee yang berkedudukan di Jakarta. Management Comitee membawahi lima orang manager yaitu region sales manager, plant manager, personal and GA manager, finance and administration manager dan marketing service manager. Masing-masing manager membawahi beberapa supervisor atau koordinator warehouse.


5. Produk hasil olahan dan sasaran pemakai.
 A. Produk hasil olahan antara lain:
1.         Tekita Original
2.         Tekita Green Tea
3.         Tekita Jasmine
4.         Frutamin Strawberry
5.         Frutamin Orange
6.         Frutamin Melon
7.         Frutamin Grape
8.         Frutamin Blueberry
9.         Frutamin Jambu
10.      Frutamin Cocobit Lychee
11.     Fruitamin Fruitpunch
12.     Fruitamin Kelapa Muda
B. Sasaran pemakai
    Hasil olahan akan dipasarkan didaerah pulau jawa dan luar jawa. 
6. Sistem Pemasaran
    Sistem pemasaranya adalah dengan bekerja sama dengan kantor pemasaran dijawa. Dengan begitu perusahaan menunggu order dari kantor pemasaran.
 
 

2 komentar:

  1. Dear Customers,

    Export-Import and Domestics Departement,

    Dengan Hormat,

    Perkenalkan kami PT.RAKA CITRA SELARAS. Kami adalah perusahaan Jasa Export dan Import yang sangat berpengalaman dalam bidang Jasa Customs Clearance (Jasa Kepabeanan) baik di Bandara maupun Pelabuhan di seluruh Nusantara, Selanjutnya bersama ini kami Management PT.RAKA CITRA SELARAS, berminat untuk bermitra dengan perusahaan Bapak/Ibu dalam bidang Jasa sebagai berikut :

    1. Ekspor & Impor (Internasional Seluruh Dunia)

    * Door to Door (Borongan) / Door to Door (Resmi)

    * Pengiriman Udara

    * Pengiriman Laut



    2. PT.RAKA CITRA SELARAS,melayani pengiriman/distribusi barang

    domestics ke-seluruh Nusantara.

    * Pengiriman Udara

    * Pengiriman Laut

    * Pengiriman Darat

    * Pengiriman Kereta Api

    3. Inklaring

    4. Pergudangan

    5. Barang-barang proyek

    6. Sewa Kapal / Broker Kapal



    Legalitas Pendukung :



    • SPI Besi Baja

    • SPI Kehutanan

    • SPI Barang Bekas

    • LS Alas Kaki

    • LS Elektronic

    • LS Mainan

    • LS Garment.



    Kami mempunyai Agency hampir di seluruh belahan dunia



    Notes:

    Sebagai bahan pertimbangan buat anda, kami lampirkan penawaran customs clearance Import.

    Demikian Penawaran kerjasama ini kami sampaikan. Atas kepercayaan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

    Hormat kami





    ILYAS

    PT. RAKA CITRA SELARAS
    International /Domestics Freight Forwarders

    Jakarta Office:

    Graha Emre Lt 3 Room 303 Jln.Raya Pondok Gede

    No 37 Pinang Ranti-Jakarta timur-Indonesia.



    Hp/Wa : 0812-1181-8882

    Phone : 021-2280-9445 (Hunting)

    Fax : 021-2280-3733

    E-mail : Ilyaszindani07@gmail.com

    E-mail ; Ilyas@rakacitraselaras.com







    BalasHapus
  2. PRIHAL :
    PENAWARAN KERJASAMA UNTUK KONSULTAN PENGURUSAN JAMINAN ASURANSI DAN BANK GARANSI BISA TANPA COLLATERAL/AGUNAN PROSES CEPAT,MUDAH DAN BIAYA KOMPETITIF LEBIH MURAH

    Yth Customer,
    Bapak/ Ibu
    Pimpinan /HRD/finance dept perusahaan
    di
    Tempat

    Dengan hormat,
    Perkenalkan kami Dari PT. ANUGRAH LUAS JAYA,Bersertifikat AAUI No.0611 000 8421, No Akte Pendirian 150 dan SIUP No 5027-01/1.824.271 Perusahaan kami Telah Resmi Ditunjuk Untuk Memasarkan Produk Bank Garansi & Surety Bond Bisa Tanpa Agunan (Non Collateral). Adapun Jaminan Bank garansi & Asuransi Yang kami Tawarkan Telah Diterima di instansi Pemerintah dan Swasta serta sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun jenis jaminan yang kami tawarkan adalah sebagai berikut:

    DAFTAR JAMINAN:

    Jaminan Penawaran (Bid Bond)
    Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
    Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)
    Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)
    Jaminan Pembayaran Akhir Tahun (SP2D)
    Jaminan Contractor ALL RISK (CAR)
    Jaminan Custom Bond
    Jaminan Property ALL RISK (PAR)
    Jaminan Erection ALL RISK (EAR)
    Jaminan Marine Hull Insurance (MH)
    Jaminan Cargo
    Jaminan Workman Compensation Liability (WCL)
    Jaminan Conprenshive General Liability (CGL)
    Jaminan Automobile Liabelity (AL)
    Jaminan Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)
    KMK (KREDIT MODAL KERJA)
    DAN ASURANSI UMUM LAINNYA

    Demikianlah perkenalan singkat dari kami, besar harapan kami untuk dapat berkerjasama dengan perusahaan Bapak/ Ibu dan semoga ini langkah awal untuk menjalin kerjasama yang baik dan berkesinambungan di masa akan datang dan atas perhatian kami ucapkan terimakasih.Adapun sebagai bahan pertimbangan bapak/ibu berikut ini saya lampirkan proposal penawaran penerbitan surety bond (asuransi) dan bank guarantee (bank garansi). Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

    Hormat Kami,
    PT. ANUGRAH LUAS JAYA

    ttd

    MELYAN SONATA
    Telp (021) 42888259
    Fax (021) 42888256
    Mobil 085736366719
    WhatsApp 085736366719

    Email: pt.mjs99@gmail.com
    Office:Jl.Swadaya III No.45A Kel.Cempaka Baru Kec.Kemayoran Jakarta–Indonesia (10640)

    BalasHapus